Feelings

Definisi

Bismillah,

Mawaddah wa Rahmah.

Cinta dan Kasih Sayang.

Tumbuh bersamaan dalam sebuah ikatan yang kuat. Yang kita tidak pernah terbayang akan sekuat apa dan seberapa lama. Mungkin cinta bisa luntur, perlahan mengecil seiring berjalannya kebiasaan bersama, tapi kasih sayang akan senantiasa ada mewarnai kebersamaan yang dijaga.

Kemudian sakinah, yang berarti ketentraman, kenyamanan. Bersama orang yang dicintai dan dikasih, tentu akan menciptakan kesakinahan. Dalam suka maupun duka dilewati, berjalannya waktu terasa begitu indah dengan hati-hati yang tentram. Meski tubuh sudah renta dan tak sempurna lagi, tapi rasa tenang dalam kebersamaan membuatnya lebih kuat.

Begitulah, pemaknaan sakinah, mawaddah, dan rahmah, yang ku dapat semenjak aktivitasku hampir setiap hari di rumah sakit. Antara suami dan istri, kakek dan nenek, antara ibu dan anak, antara anak dan orang tuanya. Bukti bahwa cinta itu tidak mudah luntur dan kuat sudah ku saksikan sendiri, bahkan cinta-cinta yang tersembunyi pun terkuak dengan tulusnya kebersamaan.

Seorang kakek yang jalannya pun tertatih, tidak gentar mendorong pelan kursi roda sang istri yang harus melawan sakitnya. Seorang ibu yang tersenyum iba menyuapi makan anaknya yang terkulai lemas harus cuci darah. Seorang anak sibuk membenarkan selimut ibunya yang tertidur dengan alat bantu kesehatan tersambung pada vena di tangan.

Tidak ada yang mengeluh, hanya haru. Diam-diam mereka saling menguatkan, dan aku yang melihat pun tersentuh. Betapa Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang dapat menumbuhkan sakinah, mawaddah, dan rahmah itu di dalam hati manusia. Saling menguatkan, menerima keadaan. Sekiranya nikmat syukur itu dicabut, akankah manusia tahu arti kebahagian?

Allahumma ‘ainni ‘ala dzikrika wa syukrika wa husni ibadatik

(Ya Allah mudahkan lah kami dalam mengingatMu, bersyukur ke pada Mu, dan beribadah ke pada Mu dengan cara yang benar)

Kutipan perkataan Imam Ibnu Qayyim rahimahullah dalam Buku beliau berjudul, Taman-taman orang yang jatuh cinta dan memendam rindu.

“Cinta itu laksana pohon di dalam hati.

Akarnya adalah ketundukan kepada kekasih yang dicintai, dahannya adalah mengetahuinya, ranting-ranting adalah ketakutan kepadanya, daun-daun adalah malu kepadanya, buahnya adalah ketaatan kepadanya dan air yang menghidupinya adalah menyebut namanya.

Jika di dalam cinta ada satu bahagian yang kosong, berarti cinta itu kurang.

Allah telah mensifati Diri-Nya, bahwa Dia mencintai hamba-hamba-Nya yang mukmin dan mereka pun mencintai-Nya.”